Hari kedua, Wisuda Angkatan XXXIV Umuslim 276 Wisudawan FKIP dan D 3 Kebidanan

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Hari kedua, Wisuda Angkatan XXXIV Umuslim 276 Wisudawan FKIP dan D 3 Kebidanan

3/10/2022

Peunawa.com
Peunawa.com l Bireuen - Wisuda hari kedua Universitas Al-Muslim yang terdiri dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Program Diploma 3 Kebidanan. Peserta wisuda di hari kedua ini berjumlah 276 orang. Kamis 10 Maret 2022

"Universitas Al-Muslim memiliki enam Fakultas, satu Program Diploma 3, PPG, Pascasarjana yang terdiri dari 31 Program Studi", ungkap Rektor Umuslim Dr. Marwan, M.Pd.

"Saudara telah berhasil dengan baik menyelesaikan studi di kampus ini. Semua berkat dedikasi anda dan doa dari orang-orang tercinta. Wisuda bukan tugas terakhir tetapi tantangan berikutnya menanti dan jangan berhenti belajar", lajut Rektor Umuslim.

Sementara Dr  Syaiful Huri, M.Si mewakili Yayasan Almuslim Peusangan menegaskan pentingnya terus berinovasi untuk mengembangkan bidang pendidikan, serta peningkatan kesejjahteraan dan kesehatan dosen serta staf.

Kepala Kejaksaan Bireuen dalam sambutannya menyinggung bagaimana daerah itu aman 'restorative justice' yaitu menyelesaikan perkara hukum secara adil dan melibatkan semua yang terkait dengan hukum.

Sementara Gubernur Aceh yang diwakili Kepala BPSDM Aceh berharap lulusan dapat mengabdikan diri untuk perkembangan kemajuan agama, bangsa dan negara, dan di era industri 4.0 adalah era 'cyber digital system' di mana dibutuhkan ketrampilan yang baik dalam mengatasi komunikasi, komputasi dan bahasa asing dalam menjalani kehidupan. Dan pemerintah Aceh memfokuskan keunggulan SDM Aceh yang berkualitas.

Prof. Dr. Shalahuddin , M.A selaku Rektor UPI Bandung mengulas digitalisasi pendidikan akan berubah menjadi 'open digital class room' sehingga di era ini kita tidak bisa menganggap pelajar sebagai penerima pembelajaran saja akan tetapi mereka akan interaktif belajar secara global sehingga dengan mudah mempelajari dunia melalui digital dan membuat komunikasi lintas budaya. Guru menjadi mentor dan inspirator. Guru akan lebih baik mengajarkan nilai-nilai agama, budaya yang tidak dapat diajarkan oleh perangkat digital. (Rel/Al)