Berlangsung Sukses, Haul Ke-13 TU Aceh Dihadiri Ratusan Tokoh se Kecamatan Lhoksukon

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Berlangsung Sukses, Haul Ke-13 TU Aceh Dihadiri Ratusan Tokoh se Kecamatan Lhoksukon

2/29/2024


Lhoksukon - Tadzkiratul Ummah (TU) Aceh menggelar agenda peringatan Hari Ulang Tahun (Haul) ke 13 yang dipusatkan dihalaman Pendopo Wakil Bupati Aceh Utara di Lhoksukon, Selasa malam (27/02/2024). Kegiatan Haul tersebut dihadiri oleh ratusan tokoh agama dan tokoh masyarakat se Kecamatan Lhoksukon. 

Turut hadir Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Tgk. Jamaluddin Ismail yang akrab disapa Walidi, Camat Lhoksukon, Kapolsek Lhoksukon, Danramil Lhoksukon, Kepala KUA Lhoksukon, Ketua Umum TU Aceh Abu H. Nurdin Usman serta seluruh Pengurus TU Aceh, juga hadir beberapa mantan Camat Lhoksukon.

Kemudian para Imum Mukim, Geuchik se Kecamatan Lhoksukon, pimpinan Dayah, pimpinan Balai Pengajian, para pimpinan Ormas Islam serta para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya Camat Lhoksukon Fatwa Maulana, S.Sos., MSi mengucapkan selamat Haul ke 13 untuk TU Aceh serta mengapresiasi pergerakan TU selama ini yang begitu aktif terhadap kepedulian dibidang agama, sosial dan pendidikan.

"Tahun yang lalu agenda ini kita laksanakan dihalaman Kantor Camat, Alhamdulillah sekarang bisa kita laksanakan dihalaman Pendopo Wakil Bupati. Insya Allah kegiatan ini akan kita adakan secara rutinitas tahunan, dan jika tempat ini diizinkan oleh pimpinan, maka ditempat ini juga kita juga berharapa bisa dijadikan sebagai tempat pengajian rutin nantinya," ucapnya.

Fatwa Maulana juga berpesan untuk terus merawat, mepererat dan meningkatkan persatuan, kekompakan dan kebersamaan dalam menjalankan roda organisasi Tadzkiiratul Ummah Aceh ini.

"Semoga kita tidak termasuk orang yang menimbulkan perpecahan. Kita juga baru saja memperingati malam nisfu sya'ban, untuk itu mari kita saling memaafkan, karena berdasarkan hadist yang diriwayatkan Imam At-Thabrani yang artinya, Allah memandang semua makhluk-Nya pada malam nisfu Sya'ban kemudian mengampuni dosa mereka kecuali dosa musyrik dan dosa kemunafikan yang menyebabkan perpecahan," lanjutnya.

Abu H. Nurdin Usman selaku Ketua Umum TU Aceh dalam sambutannya menyampaikan alasan kenapa Haul ke 13 TU Aceh ini dilaksanakan bareng pertemuan tokoh. Dikatakannya karena TU ini adalah kepunyaan dari pada pendahulu kita, kepunyaan kita semuanya baik pimpinan Dayah dan para guru kita semuanya.

"Agenda ini kita lakukan juga bertujuan sebagai ajang mempererat hubungan silaturrahmi, namun bukan bermakna hubungan kita sudah tidak baik. Dalam Al Qur'an Allah juga berfirman bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, inilah dasar kita berkumpul pada malam ini," jelasnya.

Abu H. Nurdin Usman kemudian juga mengibarakat TU dan Tokoh ini dengan istilah bahasa Aceh, bahwa TU dan Tokoh adalah "Ube lam Ie, dan Ie Lam Ube". Lanjut Abu H. Nurdin Usman mengatakan bahwa kita seperti tembok yang satu. 

"Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadis nabi bahwa Salah satu dari kalian tidak (disebut) beriman (secara sempurna), hingga mencintai untuk saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri. Secara umum, hadits ini menjelaskan bahwa di antara kesempurnaan iman adalah ketika orang beriman mencintai saudara (seiman) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Artinya, orang beriman itu cinta, peduli dan perhatian kepada saudaranya," imbuhnya.

Abu H. Nurdin Usman juga berharap dengan adanya pertemuan tokoh se Kec. Lhoksukon seperti ini, harus melahirkan buah pikiran dan ide cemerlang untuk nasib Lhoksukon dimasa yang akan datang, baik di bidang agama, pendidikan, sosial dan lainnya.

Diakhir penyampaiannya Abu H. Nurdin Usman juga berpesan, ketika kita direndahkan tidak akan pernah menjadi sampah, ketika kita ditinggikan kita tidak menjadi rembulan. Kita doakan kepada Allah SWT, persatuan pada malam ini jadikanlah sebgai contoh kepada generasi kami selanjutnya. Berikanlah kepada kami keberkahan, dan engkau masukan kami kedalam syurgamu," demikian kalam peutuah yang disampaikan oleh Ketua TU Aceh.

Sementara perwakilan dari tokoh Cendikiawan Zulkarnaini, M.Pd menyampaikan ucapan selamat Haul ke 13 TU Aceh yang telah memasuki usia 13 tahun, namun TU Aceh masih terus sangat eksis. Dikatakannya Tadzkiratul Ummah Aceh ini telah dapat membangun silaturrahim sampai kepelosok Aceh Utara dalam menyiarkan zikir dan safari subuh. Menurutnya, organisasi TU Aceh ini telah melakukan kepedulian sosial. Mata sosial di organisasi ini melihat sampai kepelosok Desa.

"Alhamdulillah setiap tahun TU Aceh telah melaksanakan khitanan Massal yang dibantu juga oleh Pukesmas Lhoksukon, rumah penduduk yang kurang layak juga dipedulikan dan disentuh, semoga TU Aceh ini dapat terus berkiprah ditengah-tengah masyarakat," ujarnya.

Tokoh Lhoksukon yang akrab disapa Pak Jol itu berharap semoga semuanya kita tetap terus dapat bersatu demi kebaikan bersama.

"Pesan yang terakhir dari saya pribadi, TU Aceh ini seperti kapal yang besar. Jika diibaratkan kapal berarti nahkoda harus selalu memantau radar agar kapal tidak menabrak karang dan juga selalu mengawasi badan kapal agar tidak bocor karena korosi, agar kapal tidak bocor yang bisa mengakibatkan kapal tenggelam. Begitu juga dengan semua kita di kepengurusan TU Aceh ini," imbuhnya.

Dihadapan ratusan tokoh se Kec. Lhoksukon, Pak Jol juga menyampaikan tentang kisah pelajaran berharga dari ikan salmon. 

"Mengenai ikan salmon. Nelayan ketika ikan ditangkap dimasukkan dalam kolam agar ikan tetap hidup dan bergerak, karena salmon yang masih hidup harganya mahal, karena omega 3 kandungan tinggi dibandingkan ikan yang telah lama mati. Jadi kita berharap nasyarakat selalu bergerak membantu TU agar nilai tinggi disisi Allah karena berada di jalan kebenaran," pesannya.

Sementara itu, perwakilan dari tokoh masyarakat Ir. Muhammad Hatta, S.ST., MT atau yang akrab disapa Bung Hatta juga menyampaikan bahwa yang tidak kalah penting dalam sebuah organisasi itu adalah adanya komunikasi dan koordinasi dengan baik. Menurutnya, peranan komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena akan membantu terjalinnya hubungan yang baik serta koordinasi yang baik antar sesama anggota.

Selain itu, Bung Hatta menekankan betapa pentingnya menyamakan persepsi dalam menjalankan tugas-tugas dalam sebuah organisasi, sehingga maksud dan tujuan dari organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan terukur.

"Dengan adanya komunikasi dan koordinasi dengan baik serta penyamaan persepsi Insya Allah kita berharap dapat berjalan dengan baik. Walaupun terkadang ada sedikit tantangan, dan ini adalah hal biasa terjadi, karena jalan yang mulus tidak akan menghasilkan pengemudi yang hebat, laut yang tenang tidak akan menghasilkan nahkoda yang tangguh dan langit yang cerah tidak akan menghasilkan pilot yang handal," jelasnya.

Perwakilan dari Forum Geuchik Kec. Lhoksukon yang diwakili oleh Geuchik Gampong Abeuk Leupon AB, Sulaiman menyebutkan bahwa Forum Geuchik Lhoksukon sangat mendukung organisasi Tadzkiiratul Ummah Aceh ini.

"Insya Allah kami akan membantu sebisa dan semapu mungkin, karena Tadzkiiratul Ummah ini sangat penting, yakni memiliki peran dan makna untuk senantiasa selalu mengingatkan ummat dalam kebaikan," katanya.

Dipenghujung acara, Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Tgk. Jamaluddin Ismail yang akrab disapa Walidi dalam tausyiah singkatnya juga menyampaikan betapa pentingnya untuk selalu menjaga persatuan, kekompakan dan kebersamaan dalam membangun Lhoksukon ini yang juga sebagai pusat Ibu Kota dari Kabupaten Aceh Utara. 

Walidi juga berpesan untuk tidak saling menjatuhkan, tetapi saling menguatkan dan mengingatkan dalam kebaikan bersama. Dikatakannya, juga betapa pentingnya kita perlu melakukan kader generasi. Kita yakin banyak pemuda-pemudi yang memiliki kompetensi dan kualitas di daerah kita sendiri.

"Karena kita semua lah sebagai putra daerah disini yang mau memperhatikan dan mempedulikan terhadap kemajuan daerah kita sendiri," ucap Walidi.

Acara Haul TU Aceh ke 13 ini diakhiri dengan pembacaan do'a oleh Walidi dan dilanjutkan dengan salam-salaman bersama yang diiringi dengan saling memohon ma'af yang juga masih dalam momentum bulan Sya'ban, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. []