Jefri Menanggapi Bantahan Ketua DPRK Terhadap Pernyataan Salihati Terkait Kegaduhan di RSUD Subulussalam

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Jefri Menanggapi Bantahan Ketua DPRK Terhadap Pernyataan Salihati Terkait Kegaduhan di RSUD Subulussalam

5/12/2021

Peunawa.com l Subulussalam - Terkait dengan tanggapan Ketua DPRK Subulussalam terhadap pernyataan Salihati di media Acehtrend.com tanggal 7 mei 2021, mendapat klarifikasi dari anggota DPRK Komisi D Jefri Munte, Rabu, 12/05.

Jefri menjelaskan kronologi yang  sebenarnya, dimana pada awal pertemuan anggota tim pansus DPRK subulussalam dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Salihati meminta dihadirkan beberapa orang dokter spesialis, ketua dan anggota Dewan Pengawas (Dewas) RSUD beserta manajemennya yang tidak mengganggu pelayanan rumah sakit. Hal itu kata Jefri agar untuk mendapatkan Informasi yang lengkap, terkait adanya laporan dan keluhan beberapa pihak rumah sakit kepada anggota DPRK.

Namun sampai pertemuan berjalan, yang hadir spesialis hanya 1 orang dan Dewas 2 orang itupun baru di telpon direktur saat pertemuan berlangsung, ditambah penjelasan manajemen semua berjalan lancar berbeda sekali dengan banyak nya laporan dan keluhan yang kami terima sebelum pansus, kata Jefri. Sehingga menimbulkan kecurigaan dari anggota pansus, lalu ibuk Salihati kembali meminta dihadirkan spesialis yang lain yang sudah lama berkerja di rumah sakit.

Namun permintaan kami itu seperti di halangi oleh ketua pansus yang merupakan Ketua DPRK kita. Terkesan membela manajemen bahkan seperti bukan ketua pansus malah menawarkan agar para dokter di undang kekantor DPRK. Yang mengherankan juga kata Jefri awalnya Ketua DPRK Ade Fadly tidak ikut dalam kegiatan pansus ke rumah sakit itu, bahkan sebelumnya tidak pernah hadir, tiba tiba dengan tergopoh-gopoh dan ngos-ngosan masuk ke ruang rapat saat pertemuan akan berlangsung. Terang Jefri

Terkait surat peryataan mosi tidak percaya terhadap pola perhitungan dana insentif Covid 19 kepada tenaga kesehatan dari Komite Medik kepada Direktur BLUD RSUD Kota Subulussalam yang tembusannya disampaikan pada ketua, wakil ketua DPRK. Ketua dan anggota Komisi D selaku mitra RSUD. Itu kami terima esok harinya satu hari setelah pansus berlangsung. Demikian ditegaskan Jefri dan Saddam Husen Tumangger yang merupak rekananya pada komisi D. Kejadian itu juga dibenarkan oleh Wakil Ketua DPRK Dewita Karya yang saat itu juga hadir.

Ditambahkan Jefri  bahwa permasalahan BLUD RSUD ini sebenarnya banyak laporan dan keluhan dari masyarakat dan staf rumah sakit yang kita terima bahkan sudah menjadi rahasia umum, di samping yang sudah disampaikan Ibuk Salihati dalam pers rilis nya di media  Acehtred.com pada 7 mei 2021, selain itu masih ada keluhan yang lain yang katanya mereka terima seperti :
Pernah ada kejadian kekerasan fisik dilakukan oknum manajemen terhadap staf hampir masuk ke ranah hukum.
Pengelolaan limbah rumah sakit yang perlu di cek oleh instansi yang berwenang.
Informasi pelayanan yang diskriminatif dimana adanya dugaan kalau pesanan orang tertentu pasien dari kelas 3 bisa di pindahkan ke kelas I terutama keluarga pendopo dan tim sukses. Ini sangat disayangkan dan memprihatinkan. Imbuh Jefri

Situasi ini sudah pernah dilaporkan kepada Dewan Pengawas Rumah Sakit, Sekda,  Wakil Walikota dan Walikota Subulussalam terutama oleh dokter spesialis namun belum ada tindakan kongkrit dan memuaskan yang dirasakan, sehingga para spesialis sudah merasa apatis terhadap kondisi Rumah Sakit Subulussalam. Harapan terakhir kepada panitia pansus lembaga DPRK untuk memotori pembenahan BLUD RSUD Kota Subulussalam. 

Lanjut Jefri, situasi ini terjadi tidak terlepas dari kesalahan Walikota Subulussalam yang diawal jabatannya melakukan mutasi hampir semua pejabat struktural yang sudah berpengalaman dan berjuang untuk memajukan rumah sakit itu sebelumnya. 

Tentu dengan pejabat baru dan banyak yang belum pernah menduduki jabatan struktural di rumah sakit serta sangat minim pengalaman mengakibatkan buruknya manajemen rumah sakit .

Sementara itu terkesan Direktur RSUD hanyalah sebagai lambang  dan tak memiliki peran, namun dibelakang layar ada salah satu oknum pejabat dibawah direktur yang mengendalikan rumah sakit yang sangat dominan ini sangat dirasakan dilingkungan rumah sakit. Pungkas Jefri

Meskipun demikian Jefri berharap kepada Walikota dan Ketua DPRK serta para anggota DPRK yang sedang diberi amanah dan tanggung jawab yang harus kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT dikemudian hari, dengan kepala dingin dan bermusyawarah melakukan langkah-langkah yang cepat dan nyata untuk menyelamatkan Pelayanan BLUD RSUD Kota Subulussalam  agar kepentingan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat kota Subulussalam yang sangat  kita cintai ini dapat terpenuhi, karena ini satu-satunya rumah sakit di kota kita, jangan sampai dulu sudah menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat malah akan terpuruk kembali. Harap Jefri Munte mengakhirinya wawancaranya, (M)