Takengon - Setiap pagi, Ahdiar Muhammad Habib mengenakan peluit dan seragam olahraga, menyapa para siswa SMAN 5 Takengon dengan semangat khas seorang guru Penjaskes. Namun, di balik kesan serius dan disiplin seorang pendidik, Ahdiar menyimpan sisi lain yang tak banyak diketahui: ia adalah konten kreator yang aktif dan penuh kreativitas di Facebook.
Di sela mengajar dan membina siswa, Ahdiar meluangkan waktu untuk membuat video pendek yang lucu, ringan, dan kadang menyentuh. Ia merangkai momen keseharian baik di sekolah maupun di luar menjadi tayangan yang menghibur dan dekat dengan penonton.
"Awalnya cuma iseng. Saya suka mengamati hal-hal lucu di sekitar, lalu saya coba tuangkan dalam video. Ternyata, respon teman-teman cukup positif. Dari situ saya jadi makin semangat," tutur Ahdiar Rabu, (02/07/2025)
Konten-konten yang ia buat kerap menampilkan kehidupan guru, interaksi sosial, hingga parodi keseharian dengan gaya khas yang ringan namun mengena. Belum viral memang, tapi kehadirannya mulai diperhitungkan di kalangan warganet lokal Takengon.
"Saya percaya hiburan juga bisa jadi media edukasi. Lewat video, saya ingin menunjukkan bahwa guru itu manusia biasa, bisa serius, bisa lucu, dan tetap menginspirasi," ujarnya dengan senyum.
Bagi Ahdiar, media sosial bukan sekadar tempat pamer atau cari sensasi. Baginya, platform seperti Facebook bisa menjadi ruang ekspresi, saluran pesan positif, dan bahkan jembatan untuk lebih dekat dengan para siswa di luar jam pelajaran.
Dengan kamera ponsel seadanya dan ide yang lahir dari pengamatan tajam, Ahdiar menyulap rutinitas menjadi hiburan. Ia membuktikan bahwa kreativitas bisa tumbuh dari ruang kelas, dari lapangan olahraga, bahkan dari kota kecil seperti Takengon.
Dan meski belum menjadi nama besar di dunia maya, semangatnya dalam berkarya patut diapresiasi. Karena dari seorang guru seperti Ahdiar, kita diingatkan, pendidikan dan kreativitas tak pernah bertentangan mereka justru saling melengkapi.(**)