Kegiatan diawali dengan salat Isya berjamaah, diikuti kultum, kemudian dilanjutkan dengan pengajian bersama. Pengajian ini sendiri mengkaji beberapa kitab kuning semisal Mathla’il Badrain dan Dakaikul Akbar serta sudah rutin dilaksanakan sejak awal Muharram 1442 H atau pertengahan tahun 2020 lalu.
Ustaz Suryadi, sapaan kerapnya yang merupakan Petugas Lapas Bireuen memimpin langsung kegiatan pengajian tersebut.
Beliau merupakan lulusan dayah/pesantren yang memiliki kemampuan mengajar ilmu agama dibidangnya sehingga diberdayakan oleh Pihak Lapas untuk mengajari WBP pada malam hari.
Kepala Lapas Bireuen melalui Subseksi Bimbingan Kemasyarakatan, Hisrijal, menerangkan bahwa pengajian ini sengaja digelar pada malam hari khusus untuk WBP yang menempati musala saja, serta dilaksanakan hanya pada saat Ustaz Suryadi bertugas.
“mengingat dia punya background pesantren, makanya kita berdayakan untuk membina WBP dalam meningkatkan keimanan serta ketakwaannya, sehingga kepribadian mereka dapat berubah dan menjadi WBP lebih baik kedepannya,” terang Hisrijal.
Kalapas melanjutkan ditempatkannya WBP di musala tersebut karena mengingat kondisi Lapas Bireuen yang sudah sangat over kapasitas, untuk diketahui jumlah WBP per tanggal 02 Desember 2021 sebanyak 435 orang dari kapasitas sebenarnya 65 orang. Karena itu beberapa WBP yang menjalani pidana ringan serta akan sampai 2/3 masa penahananya ditempatkan di musala.
Selain pengajian yang rutin dilaksanakan, kegiatan pembinaan kerohanian di Lapas Bireuen diantaranya adalah mewajibkan WBP salat berjamaah lima waktu, membaca surat yasin bersama pada malam jumat, serta sesekali mengadakan ceramah agama dengan mengundang Petugas Kemenag maupun Ustaz dari Pesantren terdekat.(*)