Pj Walikota sambangi pojok kesehatan PDPI Aceh di Car Free Day Banda Aceh

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Pj Walikota sambangi pojok kesehatan PDPI Aceh di Car Free Day Banda Aceh

11/28/2022

Banda Aceh, Dalam Rangka Memperingati World Copd Day 2022, Hari PPOK Sedunia dengan mengusung tema "Your Lungs for Life" Dokter Spesialis Paru Aceh gelar berbagai macam kegiatan, 27 November 2022,.

Pemeriksaan fungsi paru  menggunakan spirometri dilakukan secara gratis bagi pengunjung Car Free Day (CFD) yang berlokasi di depan kantor DPRA. Bagi perokok bisa digunakan sebagai alat bantu visual agar dapat lebih mengerti kondisi parunya dan terdorong untuk berhenti atau setidaknya mengurangi konsumsi rokok.

Selain itu Dokter Spesialis Paru Aceh juga menggelar senam pernapasan, skrining penyakit PPOK, dan  konsultasi kesehatan paru. Kegiatan ini didukung penuh dan dihadiri langsung oleh Bapak PJ Walikota Banda Aceh H. Bakri Siddiq, SE., MSi.
dr.Nurrahmah Yusuf,Sp.P(K) yang juga merupakan penangung jawab kegiatan COPD DAY menyampaikan Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang telah menjadi masalah utama pada kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia dan juga masih menjadi masalah di Aceh. World COPD Day pertama kali diperingati pada tahun 2002, dan rutin diperingati setiap tahun hingga saat ini.

Pada prinsipnya, peringatan ini bertujuan membantu menginspirasi para penderita PPOK dan orang terdekat yang terlibat dalam perawatannya, untuk meningkatkan kualitas hidup penderita PPOK secara menyeluruh, dan meningkatkan kesadaran masyarakat umum terhadap PPOK.
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang menyebabkan sesak napas, produksi dahak kronis, dan batuk. PPOK saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia dan sangat lazim di negara-negara berpenghasilan rendah.

Diperkirakan tiga juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena PPOK – jumlah yang diperkirakan akan meningkat karena populasi yang menua dan terus terpapar faktor risiko seperti asap tembakau.

Paparan asap tembakau dan partikel dan gas beracun yang dihirup lainnya merupakan faktor risiko utama PPOK, meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa PPOK dihasilkan dari kombinasi faktor risiko genetik dan lingkungan yang terjadi seumur hidup. Perkembangan signifikan pada PPOK ini menunjukkan pentingnya pemantauan kesehatan paru-paru sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.

Inisiatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian PPOK yang sedang berlangsung di seluruh dunia, di antaranya termasuk program berhenti merokok, mengatasi polusi udara di dalam dan di luar ruangan, dan memeriksa faktor-faktor resiko sejak masa kanak-kanak. Sebut dr Nurrahmah yang juga sebagai staf pengajar Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK USK.

Selanjutnya dr Ferry Dwi Kurniawan Sp.P(K) selaku ketua PDPI Aceh (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) Cabang Aceh menyampaikan meskipun saat ini tidak ada obat untuk PPOK, namun terdapat sejumlah tindakan sederhana yang dapat kita lakukan untuk menguranginya.

Misalnya, lingkungan tempat bekerja yang memiliki udara yang bersih, saling menjaga kebersihan udara dengan baik, dan baik pasien maupun keluarga dapat mendukung upaya-upaya penelitian dan akses perawatan yang lebih baik, termasuk dukungan rehabilitasi paru dan layanan kesehatan mental. Selain itu, penyedia dan pembuat kebijakan dapat bekerja sama untuk meningkatkan akses ke obat esensial, konsultasi kesehatan dan akses yang lebih baik untuk pasien di tempat terpencil untuk mencapai kesehatan global.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Aceh pada tanggal 26 November 2022 turut andil dalam melakukan kampanye 'Paru Anda Untuk Kehidupan' berupa penyuluhan, senam asma, dan pemeriksaan fungsi paru secara gratis yang bertempat di area Car Free Day Banda Aceh, kompanye ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap PPOK selama semua tahap kehidupan, apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan paru seumur hidup dan melindungi populasi yang rentan. Dari perawatan pra-kelahiran, tetap aktif, mengurangi paparan racun, menjaga nutrisi yang baik, dan mendapatkan vaksinasi, maka seseorang dapat memberikan kesempatan terbaik bagi parunya untuk tetap sehat seumur hidup.(*)