Peunawa.com | Banda Aceh - Perkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI) cabang Aceh memperingati Hari Asma se-dunia di Blang Padang Banda Aceh, Minggu (5/5/2024).
Perayaan Asma sedunia tahun ini, PDPI menggelar kegiatan Senam pernapasan, pemeriksaan fungsi paru , konsultasi kesehatan serta talkshow di beberapa radio dan media sosial seperti live di instragram.
PDPI juga memberi penyuluhan berupa kuliah subuh tentang kesehatan paru yang diadakan di Masjid Oman Lampriet Banda Aceh.
Hari Asma Sedunia diselenggarakan oleh Global Initiative for Asthma (GINA), sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1993 yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran penyakit asma di seluruh dunia.
Dikutip dari Global Initiative for Asthma (GINA), peringatan Hari Asma Sedunia pada tahun 2024 mengangkat tema "Asthma Education Empowers". GINA menekankan perlunya memberdayakan pengidap asma dengan pendidikan yang tepat untuk mengelola penyakit mereka dan mengetahui kapan harus datang mencari bantuan medis.
Asma merupakan salah satu penyakit tidak menular kronis yang sudah menyerang lebih dari 260 juta orang dan menyebabkan lebih dari 450.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia.
Pentingnya edukasi tentang asma karena sebenarnya asma dapat dikontrol secara efektif dengan pengobatan yang tepat dan manajemen gaya hidup. Kunci penanganan asma yang efektif terletak pada pemahaman kondisi dan pemicunya. Di sinilah peran hari peringatan sekaligus pendidikan, menjadi landasan pendekatan pemberdayaan terhadap hidup dengan asma.
dr. Nurrahmah Yusuf, M.Ked (Paru),Sp.P (K), FISR sebagai konsultan Asma PPOK RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh menjelaskan bahwa beberapa cara untuk mengontrol penyakit asma yaitu dengan identifikasi risiko dan pemicu asma , pengobatan yang tepat saat kambuh atau eksaserbasi, dan yang terpenting pencegahan kekambuhan.
Pengobatan standar yang menjadi andalan adalah menggunakan inhaler. Ada dua tipe utama, pereda (Bronkodilator) dan pencegah (Obat Anti Inflamasi). Bronkodilator bertindak cepat untuk melebarkan saluran napas yang menyempit selama serangan asma. Sedangkan obat anti inflamasi mengurangi peradangan di saluran napas, mencegah serangan asma, dan meningkatkan fungsi paru secara keseluruhan. Obat pereda diberikan pada kasus akut, sedangkan obat pencegah secara teratur seharusnya diberikan inhalasi kombinasi bronkodilator dan inhalasi steroid, namun di daerah obat inhalasi pengontrol asma masih terbatas diresepkan.
Pemicu umum asma termasuk alergen (tungau debu, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan jamur), iritan (asap, polusi udara, bahan kimia pembersih yang kuat), dan lainnya (makanan tertentu, obat-obatan tertentu, dan olahraga tertentu).
Setelah pemicu teridentifikasi, langkah-langkah yang harus diambil untuk meminimalkan risiko kambuh adalah seperti jauhi alergen pencetus asma, hindari iritan, makanya penderita asma sebaiknya menghindari rokok, bahkan asap rokok pun harus dihindari, maka sayangi keluarga anda jika anda masih aktif merokok.
Stres juga bisa memicu serangan asma. Berusaha untuk mengontrol pikiran dan melakukan aktivitas fisik yang teratur agar meningkatkan kesehatan dan fungsi paru-paru secara keseluruhan. Namun, penderita asma akibat olahraga harus mendiskusikan rencana olahraga yang tepat dengan dokter mereka karena pemeriksaan rutin secara keseluruhan diperlukan untuk memantau asma.
Pengidap asma harus menjaga berat badan yang sehat karena obesitas dapat memperburuk gejala asma. Pola makan sehat harus kaya buah-buahan dan sayuran agar dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan juga membantu pengendalian asma sebut dr Rahma yang juga dosen Pulmonologi dan kedokteran respirasi universitas syiah kuala Banda Aceh
Hari Asma dunia yang tahun ini mengusung tema “Asthma education empowers Information is a key”. Dari berbagai kegiatan yang dipusatkan di blang padang, terdapat salah satu pemeriksaan yang sangat menarik bagi masyarakat, yaitu pemeriksaan smokeanalyzer.
Smokeanalyzer adalah suatu alat yang dapat membantu mengukur kadar gas monoksida dalam saluran pernapasan.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) Pulmonologi dan kedokteran respirasi Indonesia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh bekerjasama dengan Dokter Paru Aceh.
Target pemeriksaan adalah masyarakat Banda Aceh yang sedang melakukan olahraga dan pekerja di Blang padang, saat pemeriksaan didapatkan beberapa warga yang kadar CO tinggi, yang berarti racun CO sebagai sisa pembakaran tidak sempurna dari tembakau, terkandung dalam darah perokok, dimana kita ketahui CO jauh lebih mudah terikat dengan hemoglobin dari oksigen di dalam tubuh kita, Hal ini menyebabkan kerja sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh terganggu.
Setelah dilakukan pemeriksaan tersebut, dilakukan edukasi pada warga yang kedapatan CO tinggi untuk berhenti merokok.
dr. Irmaini, MPH, Sp.P (K) menyampaikan bahwa, dari sekian banyak masyarakat yang diperiksa, ditemukan adanya anak usia 15 tahun perokok aktif dengan kadar CO tinggi dan ternyata anak tersebut merokok sejak kelas 1 SMP. Penemuan anak umur 15 tahun sebagai perokok aktif ini menjadi agenda penting pemerintah Aceh untuk memaksimalkan edukasi ke Masyarakat khusus nya remaja usia sekolah akan bahaya merokok dan efek asap rokok bagi orang sekeliling nya, apalagi pasien Asma, yang salah satu pencetus kambuh gejala asma adalah polusi asap rokok.
Namun, kebanyakan dari masyarakat yang kami periksa adalah normal fungsi paru dan kadar karbon monoksida, hal ini dikarenakan target pemeriksaan ini adalah komunitas masyarakat sehat yang sedang melakukan aktivitas olahraga sambil jalan-jalan bersama teman dan keluarga.
Harapan dari peringatan hari Asma sedunia di Aceh, semoga masyarakat menjadi sadar akan pentingnya pengetahuan tentang pencetus dan pencegahan asma, dan bagaimana membangun komitmen kita bersama untuk menurunkan angka kesakitan akibat asma dan meningkatkan kualitas hidup pasien asma. (*)