Oleh : Gendon Selian, S. Pd
Peunawa.com l Refleksi Hari Kesaktian Pancasila sejatinya akan menghantarkan bangsa Indonesia pada banyak pembelajaran dan kearifan yang diberikan oleh para pendiri bangsa (founding fathers). Perumusan Pancasila merupakan langkah visioner yang ditempuh oleh para pendiri bangsa yang peduli akan pentingnya sebuah dasar negara sebagai landasan eksistensi dan dinamika Indonesia pasca kemerdekaan.
Para pendiri bangsa juga menyadari bahwa tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pasca kemerdekaan akan lebih sulit dan kompleks dari sekadar melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah pedoman hidup bagi bangsa dan negara dalam berdinamika ke depan.
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara bukan merupakan sebuah proses yang mudah. Ada banyak dialektika dan perdebatan di dalamnya. Masing-masing perumus Pancasila, yakni Soekarno, Yamin, dan Soepomo, memiliki pandangannya masing-masing. Namun demikian, kearifan dan mekanisme musyawarah yang selalu dikedepankan mampu menuntun para pendiri bangsa tersebut untuk bersepakat bulat dengan merumuskan sila-sila Pancasila seperti yang kita miliki hari ini.
Yang menjadi pembelajaran penting dalam proses formulasi tersebut adalah sikap para pendiri bangsa yang mengedepankan dialog dan mencari persamaan, ketimbang berdiri di atas perbedaan pandangan dan pendapat masing-masing.
Dalam sekuensi perumusan dasar negara, yakni Mei hingga Agustus 1945, ada pembelajaran penting lainnya yang bisa kita semua renungi. Redaksi sila pertama dalam rumusan dasar negara yang disusun oleh Panitia Sembilan, yang lazim disebut sebagai Piagam Jakarta, akhirnya dianalisir karena hanya merepresentasikan agama tertentu. Sedangkan sejatinya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan terdiri atas beragam agama dan keyakinan.
Penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang digantikan menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" merupakan wujud kompromi anak bangsa yang menghargai keberagaman, mengedepankan persatuan dan kesatuan, serta menghindari perpecahan.
Pembelajaran lainnya yang bisa kita semua petik dalam perumusan dasar negara adalah kejelian para pendiri bangsa untuk merumuskan nilai-nilai budaya bangsa yang saling terkait dan mendasari satu sama lain. Sehingga lahirlah sebuah dasar negara dan ideologi yang bersifat holistik, integral, dan komprehensif.
Sila pertama Pancasila, menjadi dasar bagi sila kedua, demikian seterusnya. Eksistensi masing-masing sila tidak berdiri sendiri, melainkan saling menopang dan melengkapi satu sama lain. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri yang dimiliki oleh Pancasila yang juga disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada.
*Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh*
Momentum refleksi khusus terkait bagaimana membuat indonesia menjadi negara yang unggul, sehat, dan tangguh. Indonesia sebagai bangsa yang tangguh sudah waktunya seluruh elemen bangsa merancang keseimbangan gaya baru lebih mengedepankan kemajuan semua kelompok masyarakat dan memperioritaskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam hal ini Pancasila berperan sebagai titik rangkaian arah pembangunan sosial, dan menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Disamping itu, Pancasila, bersatu untuk Indonesia Tangguh
Pancasila adalah jiwa dan pilar ideologis bangsa ini. Bangsa yang berbudi luhur percaya akan bahwa Indonesia hanya bisa maju jika memiliki sumber daya yang cerdas, sehat, dan berkarakter kuat dengan nurani yang luhur.
Tanggal 1 Juni, hari lahir Pancasila, menjadi salah satu momentum utama bangsa Indonesia. Pancasila diperkenalkan pertama kali oleh Soekarno 76 tahun yang lalu, yang merujuk pada lima pilar dasar berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan hingga kini mejadi pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, indonesia pun terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman.
Disinilah peran Pancasila sebagai dasar negara menjadi penting dalam menciptakan tatanan masyarakat yang adil, beradab, dan toleran. Pancasila harus tetap menjadi jiwa yang dipahami dan dijalankan oleh generasi penerus bangsa. Nilai-nilai kebaikan universal yang disarikan dari kebaikan diharapkan akan menjadi penuntun bagi generasi penerus untuk memastikan Indonesia berjalan ke arah yang tepat.
Hari Kesaktian Pancasila sebagai momentum tepat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Seluruh komponen bangsa, termasuk pelaku usaha dan industri, pemerintah, organisasi dan segenap lapisan masyarakat memiliki andil dalam memperkokoh persatuan menuju Indonesia yang lebih tangguh.
*Kesehatan, Perekonomian, Sebagai Tulang Punggung Bangsa*
Hal-hal yang perlu diutamakan saat ini antara lain peningkatan kesehatan, adaptasi dan inovasi ekonomi, serta pengembangan karakter bangsa.
Semangat persatuan dan gotong royong sejak dulu menjadi kekuatan bangsa Indonesia, dengan bersatu dan bergotong royong di berbagai sektor, Indonesia akan bangkit dan pulih dari tantangan pandemi yang kita alami sejak tahun 2020 hingga sampai saat ini 2021.
Kesehatan kini menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Untuk bisa bangkit, Indonesia harus sehat dan terbebas dari COVID-19. Semua pihak harus bergotong royong dalam mengutamakan kesehatan masyarakat serta mempercepat dan memperluas jangkauan vaksinasi. Semakin cepat dan masif vaksinasi dilakukan, diharapkan semakin cepat juga Indonesia keluar dari pandemi, meningkatkan rasa aman dan yakin beraktivitas sehingga roda ekonomi akan bergerak kembali.
Sinergi dan kolaborasi dari setiap pelaku industri juga berperan dalam memulihkan Indonesia. Terbalut semangat Pancasila, ketangguhan bangsa ini semakin diuji. Misalnya saja daya adaptasi dan kemauan untuk berkembang, fenomena kewirausahaan digital kini berkembang pesat. Perubahan ini membuat banyak peluang yang dapat disikapi, akses pasar yang semakin luas, dan menuntut kemampuan berinovasi agar dapat bersaing di pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.
Namun, balutan utama dari seluruh upaya ini adalah moral bangsa yang luhur. Bangkit dan maju selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Inilah kemudian yang melandasi kita semua untuk mengambil peran lebih dalam dan berkontribusi memajukan masyarakat Indonesia.
Pancasila bagi kita bukan hanya sekedar retorika, namun nilai-nilai yang ada di dalamnya benar-benar harus diwujudkan dalam setiap kegiatan. Kita percaya bahwa Indonesia hanya bisa maju jika memiliki sumber daya yang cerdas, sehat, berkarakter kuat dengan nurani yang luhur. Upaya ini salah satunya dilakukan melalui diri kita, keluarga, dan orang banyak untuk terus memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk program-program yang berfokus pada pendidikan karakter kebangsaan dan toleransi.
Pendidikan karakter kebangsaan dan toleransi ini dilakukan seiring dengan maraknya kejadian-kejadian intoleran di masyarakat. Narasi hoax juga makin ramai di media sosial, yang kemudian banyak memunculkan perselisihan antar anak bangsa. Hal ini tentu saja jauh dari semangat Pancasila.
_Aceh Tenggara , 01 Oktober 2021_