Lhoksukon - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara sukses menggelar acara Orientasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang digelar beberapa hari yang lalu.
Acara tersebut dilaksanakan selama 3 hari, yakni dimulai tanggal 25 Oktober sampai dengan 27 Oktober 2023 yang secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Amir Sarifuddin, SKM, MM, di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten setempat, Rabu kemarin (25/10/2023).
Kegiatan pelatihan ini difasilitasi Dinas Kesehatan Aceh atas dan dukungan UNICEF Indonesia dan PKBI Aceh.
Dalam sambutannya, Kadis Kesehatan Aceh Utara menyampaikan bahwa dengan pelayanan MTBS diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan kematian balita, juga penurunan stunting.
Amir juga menyampaikan apresiasi atas dukungan UNICEF dan PKBI Aceh untuk terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan kali ini.
Kepada UNICEF, yang diwakili oleh dr. Tira Aswitama, Amir berharap agar kolaborasi yang telah ada dapat terus berlanjut.
“Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah desa terbanyak yaitu 852 desa yang tersebar pada 27 kecamatan, dengan jumlah penduduk yag tinggi, sehingga keberhasilan pelayanan kesehatan di Aceh Utara akan berkontribusi terhadap capaian di Tingkat Provinsi Aceh," ujarnya.
Selain itu, Amir melanjutkan bahwa setiap tahunnya kasus kematian ibu dan kematian bayi masih terjadi dan belum berhasil mencapai target yang diharapkan.
Kepada 32 peserta yang mewakili setiap Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara, Amir mengharapkan untuk mencermati dengan seksama setiap materi yang dipaparkan oleh 2 trainer MTBS, yaitu dr. Deviana dari Pidie Jaya dan Ibu Safriana dari Aceh Jaya.
"Ilmu dan pengalaman yang diperoleh melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang standar dan berkualitas. Melalui penguatan MTBS di puskesmas diharapkan petugas dapat lebih mampu mengidentifikasi kondisi gangguan kesehatan anak sehingga penanganan dapat dilakukan lebih tepat," imbuhnya.
Lebih lanjut Amir juga mengatakan apalagi bila dikaitkan dengan penurunan stunting, dimana dari hasil Survei Status Gizi Nasional (SSGI) dalam 2 tahun terakhir penurunan hanya 0,5 persen.
Balita sakit berulang seperti infeksi saluran pernafasan, diare, dan demam bila tidak mendapatkan perawatan yang tepat akan berdampak terhadap sulitnya penurunan stunting.
"Dengan memberikan perawatan yang tepat maka tidak terjadi lagi keterlambatan penanganan, sehingga morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita dapat dikendalikan," tuturnya. (Murhaban)