Bara Api di Ujung Tanah Rencong: Pasukan JASA Batee Iliek Nyatakan Siap Perang Terbuka!

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Bara Api di Ujung Tanah Rencong: Pasukan JASA Batee Iliek Nyatakan Siap Perang Terbuka!

IsMed
6/10/2025


peunawa.com | Bireuen, Aceh — Ketegangan memuncak di jantung Tanah Rencong. Aroma kemarahan merebak cepat dari dataran Batee Iliek, saat Ketua Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA), Tgk Mauliadi, dengan suara bergetar dan mata membara, menyampaikan ultimatum tajam kepada pemerintah pusat: “Jika sejengkal tanah Aceh dirampas, maka kami siap angkat senjata!”

Pernyataan ini dilontarkan menyusul kabar panas soal dugaan pengalihan empat pulau milik Aceh ke wilayah Sumatera Utara (Sumut). Bagi Tgk Mauliadi dan pasukannya, ini bukan sekadar konflik administratif — ini adalah penghinaan brutal terhadap harga diri dan sejarah panjang bangsa Aceh!

 “Pulaupulau itu bukan hanya titik di peta! Itu warisan darah dan nyawa dari para indatu, dari sultan, dari syuhada! Pemerintah pusat telah melecehkan kehormatan kami!” serunya lantang.



Sudah hampir dua dekade Aceh dan Indonesia berdamai lewat MoU Helsinki 2005, tetapi kini bara lama seperti kembali menyala. JASA menilai pengalihan pulau tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap semangat perdamaian. Di mata mereka, pemerintah pusat telah mulai membuka kembali luka lama.

 “Jangan uji kesabaran kami! Kami telah lama diam, kami memilih jalan damai. Tapi jika tanah kami disentuh, kami akan bangkit — bukan sebagai warga sipil biasa, tapi sebagai anakanak kombatan yang siap mempertahankan tanah ini sampai tetes darah terakhir!” ancam Tgk Mauliadi, menggertak seperti petir di langit mendung.



Kami Siap Turun Gunung!”

Pernyataan Tgk Mauliadi bukan gertakan kosong. Ia bicara mewakili generasi baru eks kombatan yang selama ini memilih jalan damai, tapi menyimpan tekad baja untuk membela marwah Aceh kapan pun dibutuhkan.

 “Ini bukan soal proyek atau pembangunan. Kami mendukung itu. Tapi ini tentang marwah, harga diri, dan kehormatan Aceh. Siapapun yang menginjaknya, akan kami lawan!” tandasnya.



Dengan nada yang tajam dan menggelegar, ia memperingatkan bahwa konflik ini bisa menjalar ke ranah horizontal jika pemerintah pusat tidak segera menarik keputusan tersebut. Ia menolak keras narasi adu domba antara rakyat Aceh dan masyarakat Sumut.



JASA mendesak pemerintah pusat segera membatalkan pengalihan empat pulau tersebut dan mengembalikannya ke dalam wilayah administrasi Aceh. Mereka menilai keputusan itu tidak hanya ilegal, tetapi juga tidak bermoral.

 “Kalau pusat masih punya niat baik, kembalikan pulaupulau itu! Jangan paksa kami turun ke medan! Aceh bukan tanah tak bertuan, dan kami bukan bangsa yang bisa dibeli atau dibungkam!” ucap Tgk Mauliadi dengan penuh amarah.




Dalam tensi politik yang terus menguat ini, satu hal menjadi jelas: Aceh kembali di ambang ledakan. Jika tuntutan ini tidak direspons, bukan tidak mungkin bara amarah itu berubah menjadi kobaran perlawanan.

Kini semua mata tertuju ke Jakarta — apakah pemerintah pusat akan membuka ruang dialog, atau justru menabuh genderang konfrontasi?




 “Ini bukan ancaman, ini peringatan. Jangan paksa kami memilih jalan yang pernah kami tinggalkan. Karena sekali kami bangkit, kami akan berjalan sampai akhir.” — Tgk Mauliadi