Ketika Mimpi Bertemu Kenyataan, Mahendra Bingung Pulang atau Melangkah Lebih Jauh

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Ketika Mimpi Bertemu Kenyataan, Mahendra Bingung Pulang atau Melangkah Lebih Jauh

7/07/2025

Peunawa.com – Hairul Mahendra, mahasiswa semester 6 Jurusan Agroteknologi Universitas Almuslim (Umuslim) Bireuen, mulai memikirkan arah masa depannya. Pemuda asal Kampung Kutelintang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah itu mengaku masih bimbang, apakah setelah lulus nanti ia akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, atau memilih pulang ke kampung halaman untuk membangun dari bawah.

“Saya suka dunia pertanian, ingin lanjut S2 kalau bisa. Tapi saya juga mikir, pulang ke kampung dan membangun dari sana itu penting,” ujar Mahendra kepada Peunawa, Senin (7/7/2025).

Anak dari keluarga petani kopi ini sejak kecil sudah akrab dengan kebun. Pengalaman itu membuatnya tertarik mendalami pertanian secara ilmiah. Namun Mahendra sadar, setelah lulus nanti, jalan yang akan ia tempuh tidak mudah.

“Banyak senior yang sudah selesai kuliah malah bingung. Mau kerja di mana? Pulang ke kampung, lahan ada, tapi fasilitas dan dukungan minim,” katanya.

Mahendra mengaku sempat terpikir melanjutkan studi ke jenjang magister, baik lewat beasiswa dalam negeri maupun luar negeri. Tapi di sisi lain, ia juga ingin kembali ke Kutelintang dan membentuk kelompok tani muda, mengembangkan pertanian organik, dan membawa inovasi ke tanah kelahirannya.

“Kalau kampung bisa jadi tempat untuk tumbuh, saya mau pulang. Tapi kalau pulang hanya untuk diam, itu yang saya takutkan,” katanya.

Fenomena kebingungan seperti yang dialami Mahendra bukan hal baru. Banyak pemuda Gayo yang menuntut ilmu di luar daerah merasa terombang-ambing antara keinginan membangun kampung dan kenyataan minimnya peluang di daerah.

“Saya percaya kampung bisa jadi tempat maju, tapi perlu didukung. Jangan sampai semangat anak muda mati karena tidak ada ruang,” tutur Mahendra.
Kini, sambil menyelesaikan studinya, Mahendra terus menimbang langkah masa depan. Baginya, baik melanjutkan studi maupun pulang kampung sama-sama mulia, selama dilakukan dengan tujuan yang jelas.

“Yang penting bukan di mana kita berada, tapi apa yang bisa kita lakukan. Tapi ya, saya tetap berharap suatu saat bisa pulang dengan bekal cukup, bukan hanya gelar,” pungkasnya.

Penulis : Robi Sugara