Asal Mula Pohon Karet

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Asal Mula Pohon Karet

7/26/2022

Getah Pinus [Foto] KONTAN/Baihaki


Karet atau getah pinus (Hevea brasiliensis) adalah salah satu sumber daya alam Indonesia yang bisa kita banggakan. Indonesia bahkan pernah menjadi negara penghasil alam terbesar di dunia.
Bagaimana awal mula tanaman karet atau getah pinus berkembang di Indonesia? Tahun 1864 di Kebun Raya Bogor.

Ternyata, tanaman karet atau getah pinus yang saat ini banyak dikembangkan, yaitu jenis Hevea Brasiliensis pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh seorang warga asing bernama Hofland, pada tahun 1864. Saat itu, tanaman karet dijadikan salah satu koleksi di Kebun Raya Bogor.

Melihat tanaman ini begitu kaya manfaat, akhirnya karet ditanam dalam bentuk perkebunan dan menyebar ke berbagai daerah. Pada tahun 1900an hingga sekitar tahun 1956 Indonesia pernah menjadi penghasil karet alam terbesar di dunia.

Sempat tidak menarik Pada masa awal karet diperkenalkan, ternyata masyarakat Indonesia pernah tidak tertarik karena  sudah menanam pohon penghasil getah yang lainnya, yaitu Ficus elastica atau karet kebo. Apalagi pohon ini juga menjadi pohon favorit masyarakat Belanda. Bahkan, perkebunan karet jenis Ficus elastic tertua di dunia ada di Jawa Barat.

Tanaman karet adalah salah satu jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di berbagai negara.
Produk utama tanaman karet yaitu karet itu sendiri yang dapat diperoleh dari proses penggumpalan getah tanaman karet, yang dapat juga disebut lateks.

Karet juga merupakan salah satu komoditas dengan nilai jual tinggi.
Proses penggumpalan tanaman karet yang menjadi karet atau lateks juga dapat diolah lagi menjadi lembaran karet, bongkahan, atau karet remah yang merupakan bahan baku dari industri karet.
Tanaman Karet yang sering diolah sebagai bahan baku industri dapat memproduksi berbagai macam benda seperti ban, sepatu, sabuk, dan aneka macam lainnya.

Perkembangan selanjutnya, tanaman karet ditanam sebagai tanaman perkebunan yang jangkauannya tersebar di beberapa bagian di Indonesia. Tanaman karet menyebar hingga beberapa daerah di Indonesia, yaitu Aceh (Tanah Gayo dan Alas), Sumatera Utara (Kisaran, Deli, dan Serdang), kemudian Bengkulu (Rejang Lebong), Sumatera Selatan, Lampung.

Di daerah Jawa yaitu, Jawa Barat (Sukabumi dan Priangan), Jawa Tengah (Banyumas dan Batang), Jawa Timur (Kawi dan Kelud). Di daerah Kalimantan yaitu, Kalimantan Selatan (Pegunungan Meratus), dan Kalimantan Tengah.

Aceh dianugerahi tutupan hutan yang luas. Berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 103/Men-LHK-II/2015, luas hutan Aceh mencapai 35.579 km2. Ini artinya, hutan merepresetasikan lebih dari setengah atau 61 persen total daratan Aceh dengan luas 57.377 km2.

Dominasi hutan dalam lansekap Aceh mensyaratkan kebijakan khas terhadap pengembangan ekonomi. Hutan yang memiliki peran ekologis, sosial dan ekonomis perlu dikelola secara berkelanjutan. Salah satu pemanfaatan secara berkelanjutan dari sumber daya hutan Aceh adalah karet atau getah pinus. Cairan yang disadap dari batang Pinus Merkusii dikategorikan sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK). Produksi getah ini dilakukan tanpa penebangan sehingga kanopi hutan Aceh tetap terjaga. 

Saat ini, Aceh memiliki dua pabrik pengolahan getah pinus di Aceh Tengah dan Gayo Lues, yaitu PT. Jaya Media Internusa dan PT. Kencana Hijau Binalestari

Manfaat dari tanaman karet adalah Tanaman karet mempunyai beberapa manfaat baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industri. Beberapa barang-barang yang ada dibuat dari karet alam antara lain, ban kendaraa, sepatu, sabuk penggerak mesin, kabel, isolator, dan bahan pembungkus logam.

Selain karet alam, terdapat jenis karet sintesis yang mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dipunyai oleh karet alam.
Karet sintesis mempunyai manfaat dalam industri gas, seperti minyak, membrane, seal, gasket, serta banyak barang lainnya yang digunakan dalam peralatan kendaraan bermotor. Selain lateks dari tanaman karet atau getah pinus yang dapat dimanfaatkan, biji dan batang dari tanaman karet juga mempunyai manfaat.

Biji dari tanaman karet dapat digunakan sebagai bahan suplemen atau komplemen yang ditambahkan pada makanan bayi, snack, pembuatan daging sintesis, roti, dan lain-lain.
Sementara batang dari tanaman karet dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri mebel.

Artikel disusun oleh : Suriana , NIM (4012018005) dan Intan Maulida , NIM (4012018006) Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah.