Pendidikan Lingkungan dan Moderasi: Pilar Penting di Harlah Ke-1 IPARI

Adsense

Peunawa

Iklan Berjalan

Iklan Slide

Pendidikan Lingkungan dan Moderasi: Pilar Penting di Harlah Ke-1 IPARI

5/26/2024


Oleh : Murhaban, SH, CPS, CIWS, CIJ, CDS, CPMC (Peraih Nomine Penyuluh Agama Islam Award Kemenag RI 2023 dan Penyuluh Agama Islam Kemenag Aceh Utara).

Opini - Hari ini, seakan angin sejuk meniup lembut di seluruh nusantara. Tanggal 26 Mei 2024, menjadi awal dari sebuah perjalanan istimewa dalam sejarah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI). 

Dimana, Harlah ke-1 IPARI ini bukan sekadar perayaan biasa. Mengusung tema "Rawat Bumi, Tebar Moderasi," IPARI menggelar serangkaian kegiatan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, mulai dari Gerakan Zero Plastik, Gerakan Tanam Sejuta Pohon, hingga Seminar Teologi Lingkungan Perspektif Agama. 


Semua ini bukan hanya sekadar program, melainkan sebuah cerita tentang kebersamaan, kepedulian, dan harapan untuk bumi yang lebih baik.


Salah satu inisiatif penting dalam peringatan ini adalah Gerakan Zero Plastik. Plastik, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, memiliki dampak serius terhadap lingkungan. Pengurangan penggunaan plastik sekali pakai adalah langkah krusial untuk mengurangi pencemaran. 


IPARI mengajak seluruh masyarakat untuk lebih bijak dalam penggunaan plastik melalui kampanye edukatif dan tindakan nyata, seperti penggunaan tas belanja ramah lingkungan dan botol minum yang dapat diisi ulang. Kesadaran ini sejalan dengan ajaran agama yang menekankan pentingnya menjaga ciptaan Tuhan.


Gerakan Tanam Sejuta Pohon adalah bentuk konkret lain dari komitmen IPARI dalam merawat bumi. Penanaman pohon merupakan salah satu cara efektif untuk mengurangi dampak perubahan iklim, meningkatkan kualitas udara, dan menjaga keanekaragaman hayati. 


Dalam aksi penanaman pohon ini memperlihatkan sinergi antara upaya pelestarian lingkungan dan nilai-nilai agama yang mengajarkan kepedulian terhadap alam sebagai anugerah Tuhan. Setiap pohon yang ditanam bukan hanya simbol harapan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk generasi mendatang.


Selain aksi nyata di lapangan, IPARI juga menyelenggarakan Seminar Teologi Lingkungan Perspektif Agama. Seminar ini menjadi forum penting bagi para pemuka agama untuk berdiskusi dan berbagi pandangan mengenai hubungan antara teologi dan lingkungan. 


Dengan menghadirkan perspektif berbagai agama, seminar ini memperkuat pesan moderasi beragama dan menunjukkan bahwa semua agama memiliki kesamaan dalam hal pentingnya menjaga kelestarian alam. Dialog lintas agama ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dalam upaya menjaga bumi.


Merawat Bumi dengan Moderasi Beragama

Tema "Rawat Bumi, Tebar Moderasi" yang diusung IPARI sangat relevan di tengah tantangan global saat ini. Moderasi beragama menekankan keseimbangan, toleransi, dan sikap tengah-tengah yang menghindari ekstremisme. 


Dalam konteks pelestarian lingkungan, moderasi beragama mendorong sikap yang seimbang antara kemajuan teknologi dan keberlanjutan alam. Inisiatif yang diambil IPARI membuktikan bahwa agama dapat menjadi kekuatan positif dalam mengatasi masalah lingkungan, mengingatkan kita semua akan tanggung jawab bersama untuk menjaga planet ini.


Harlah Ke-1 IPARI tidak hanya menjadi perayaan semata, tetapi juga panggilan aksi bagi setiap individu untuk turut serta dalam gerakan menjaga bumi. Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, IPARI memberikan contoh nyata bagaimana nilai-nilai agama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebaikan bersama. 


Perayaan Harlah ke-1 IPARI ini juga sebagai momentum yang tepat untuk menegaskan pentingnya pendidikan lingkungan dan moderasi. Sebagai penyuluh agama, perannya tidak hanya menyampaikan ajaran agama tetapi juga membimbing masyarakat menuju kehidupan yang berkelanjutan dan harmonis. 


Pendidikan lingkungan mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap alam, sementara moderasi mengajarkan toleransi dan menolak ekstremisme. Integrasi kedua nilai ini dalam aktivitas penyuluhan agama adalah langkah strategis untuk membangun komunitas yang tidak hanya religius tetapi juga ramah lingkungan dan damai.


Dengan demikian, IPARI dapat menjadi garda terdepan dalam membentuk masyarakat yang berimbang, berwawasan luas, dan berkelanjutan. Marilah kita sambut inisiatif ini dengan semangat dan tindakan nyata, demi masa depan bumi yang lebih hijau dan lestari. []